Ekosistem penelitian di Indonesia sebenarnya merupakan permadani potensi yang dinamis, didukung oleh sumber daya yang kaya dan hamparan budaya yang beragam. Namun, perjalanan dari awal penelitian itu dimulai hingga menjadi kontribusi yang berdampak bagi masyarakat masih dihinggapi banyak tantangan, terutama perjuangan untuk menghasilkan publikasi berkualitas tinggi dan memastikan keberlanjutan penelitian. Tantangan-tantangan ini dapat menghambat potensi manfaat yang dapat diberikan oleh penelitian inovatif kepada masyarakat luas. Tulisan ini berfokus pada sudut pandang seorang peneliti Indonesia dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut dan strategi yang pernah digunakan untuk mengejawantahkan inovasi yang ada menjadi manfaat nyata bagi para pemangku kepentingan.
Menghasilkan publikasi akademik berkualitas tinggi merupakan tantangan besar bagi banyak peneliti Indonesia. Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap masalah ini. Pertama, keterbatasan pendanaan yang merupakan rintangan utama. Para peneliti sering kali bekerja dengan dana yang terbatas, lalu berimbas pada keterbatasan akses terhadap peralatan modern, kumpulan data yang komprehensif, dan jaringan akademis global. Kendala-kendala ini dapat mengganggu ketelitian dan cakupan proyek penelitian. Tanpa sumber daya yang memadai, para peneliti mungkin akan kesulitan untuk melakukan investigasi yang menyeluruh, sehingga menghasilkan temuan yang kurang berdampak. Kedua, ada kesenjangan pelatihan linguistik dan akademik. Kemampuan berbahasa Inggris sangat penting untuk berkontribusi pada jurnal internasional yang berdampak, akan tetapi banyak peneliti Indonesia yang kesulitan dengan kendala bahasa Inggris yang saintifik. Selain itu, banyak peneliti yang kurang mendapatkan bimbingan dalam hal penulisan akademik dan keterampilan penerbitan, yang dapat berdampak pada kualitas naskah mereka. Kemampuan untuk mengartikulasikan ide-ide yang kompleks dengan jelas dan ringkas dalam bahasa Inggris sangat penting untuk dapat diterima di jurnal-jurnal bergengsi tersebut.
Belum lagi, seringkali ada dorongan baik dari sisi institusional atau nasional pada kuantitas daripada kualitas karena tuntutan kriteria penilaian kinerja. Fokus ini dapat menyebabkan penelitian yang terfragmentasi, sehingga gagal memberikan kontribusi signifikan pada bidangnya. Para peneliti mungkin ditekan untuk sering mempublikasikan, yang mengakibatkan menjamurnya penelitian yang kurang berdampak dan bukannya penelitian komprehensif yang berkualitas tinggi. Dengan mengatasi kesenjangan ini melalui program pelatihan yang lebih baik, akses ke sumber daya, dan pendekatan pelaksanaan penelitian yang berfokus pada kualitas, para peneliti dapat meningkatkan kualitas publikasi mereka. Program pelatihan dapat berfokus pada penulisan akademis, proses tinjauan sejawat, dan metodologi penelitian, sehingga mampu membekali para peneliti dengan keterampilan yang diperlukan untuk menghasilkan karya berkualitas tinggi. Ketersediaan akses ke fasilitas penelitian modern, jasa layanan pendukung dan kolaborasi internasional dapat membantu mengatasi gap tersebut.
Meskipun publikasi yang berkualitas tinggi sangat krusial, keberlanjutan hasil penelitian tidak kalah pentingnya untuk memastikan dampak sosial yang berkelanjutan. Salah satu strategi yang efektif adalah kolaborasi interdisipliner. Menciptakan kemitraan lintas disiplin ilmu dapat menghasilkan pendekatan inovatif untuk masalah yang kompleks, mempromosikan solusi yang berkelanjutan. Para peneliti dapat menyatukan sumber daya, keahlian, dan perspektif, sehingga menghasilkan proyek yang lebih kuat dan berdampak. Keterlibatan pemangku kepentingan merupakan aspek penting lainnya. Melibatkan pemangku kepentingan, termasuk masyarakat lokal, mitra industri, dan pembuat kebijakan, selama proses penelitian dapat memastikan bahwa penelitian tersebut membahas isu-isu yang relevan. Keterlibatan ini juga dapat memfasilitasi adopsi dan keberlanjutan hasil penelitian. Ketika para pemangku kepentingan dilibatkan sejak awal, mereka cenderung mendukung dan mengimplementasikan hasil penelitian.
Mengamankan pendanaan untuk hilirisasi penelitian dan menyelaraskan penelitian dengan prioritas kebijakan dapat mendorong keberlanjutan jangka panjang. Seperti yang terlihat pada Gambar 1, riset kolaborasi ini berangkat dari masalah kemandirian bahan baku herbal yang dialami salah satu industri farmasi besar di Indonesia. Paduan sumber daya dari pihak akademisi, industri dan pemerintah, juga dengan berfokus pada hasil yang bermanfaat bagi masyarakat, menjadi penyemangat untuk terus berinovasi namun tetap relevan dan bermanfaat dari waktu ke waktu. Mengubah inovasi penelitian menjadi aplikasi praktis yang bermanfaat bagi para pemangku kepentingan membutuhkan strategi yang matang. Pendirian pusat inovasi yang dapat memfasilitasi transformasi penelitian menjadi produk dan layanan yang siap dipasarkan, sangatlah penting dalam proses hilirasi ini. Pusat-pusat ini memberikan dukungan yang diperlukan untuk perusahaan rintisan, termasuk pendanaan, bimbingan, dan sumber daya teknis, yang sangat penting untuk hilirisasi riset. Dengan menyediakan lingkungan yang mendukung, pusat inovasi dapat membantu para peneliti mengubah ide mereka menjadi bisnis yang layak. Kemitraan dengan industri dan pemerintah memungkinkan para peneliti untuk menyelaraskan rumusan penelitian yang akan dijawab dengan kebutuhan pasar dan regulasi pemerintah yang ada. Kemitraan ini dapat mempercepat penyerapan inovasi penelitian dan memastikan bahwa inovasi tersebut dapat ditingkatkan secara efektif.
Komunikasi yang efektif adalah kunci untuk meningkatkan kesadaran tentang hasil penelitian. Terlibat dalam komunikasi sains yang efektif melalui media dan platform publik dapat membantu meningkatkan kesadaran tentang hasil penelitian. Terjun langsung ke masyarakat maupun menerima tantangan (masalah) dari pemangku kepentingan lain, sering menjadi pemantik awal munculnya suatu topik penelitian yang nantinya berdampak. Dengan menyederhanakan bahasa ilmiah dan mengilustrasikan manfaat praktis dari desain hingga hasil penelitian, para peneliti dapat menggalang dukungan publik dan pemangku kepentingan. Komunikasi yang jelas dan mudah diakses dapat membantu menjembatani kesenjangan wawasan antara peneliti dan masyarakat umum. Terakhir, umpan balik dan adaptasi sangat penting untuk memastikan bahwa penelitian tetap relevan. Terus mencari umpan balik dari para pemangku kepentingan dan mengadaptasikan arah penelitian berdasarkan masukan dari mereka akan memastikan bahwa inovasi tetap relevan dan dapat terus berdampak. Pendekatan umpan balik yang terus berulang ini menumbuhkan budaya perbaikan yang berkelanjutan dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Tantangan yang dihadapi para peneliti Indonesia dalam menghasilkan publikasi berkualitas tinggi dan mencapai keberlanjutan memang cukup besar, namun bukan tidak mustahil untuk dapat diatasi. Dengan menerapkan strategi yang berfokus pada kolaborasi, pelibatan pemangku kepentingan, dan komunikasi yang efektif, para peneliti dapat meningkatkan dampak dari hasil penelitian mereka. Sebenarnya banyak kisah ketekunan dan inovasi yang muncul dari penelitian Indonesia yang tidak hanya menjangkau tetapi juga bermanfaat langsung bagi para pemangku kepentingan. Para peneliti Indonesia sangatlah mampu untuk memberikan kontribusi yang berarti bagi masyarakat sembari meningkatkan internasionaliasi sumber daya lokal. Dengan upaya yang berkelanjutan, ekosistem penelitian di Indonesia dapat mengubah tantangan menjadi peluang, membuka jalan bagi penelitian berkelanjutan yang berdampak untuk kemajuan masyarakat.
Johan Sukweenadhi, Ph. D. Associate Professor, Coordinator of Bionutrition and Food Innovation Specialized Programme, Faculty of Biotechnology, University of Surabaya. Johan, lahir pada 30 Agustus 1989 di Surabaya, telah menjadi dosen di Fakultas Bioteknologi, Universitas Surabaya selama lebih dari satu dekade. Ia juga merupakan peneliti aktif, reviewer jurnal internasional, penulis monograf dan buku referensi, serta konsultan riset untuk Laboratorium Kalbe Ubaya Hanbang. |