Press ESC to close

Enam Cara Menghindari Plagiarisme dalam Makalah Penelitian

Bayangkan betapa kecewanya Kamu jika seseorang menggunakan teknik yang Kamu kembangkan melalui riset selama bertahun-tahun dengan tekun, lalu Ia gunakan teknik tersebut dalam artikel ilmiahnya tanpa menyebutkan namamu maupun artikel asli yang kamu tulis. Orang itu adalah pencuri karena menggunakan idemu tanpa mengakuinya. Ini adalah plagiarisme!

Plagiarisme tidak hanya berlaku pada kasus pencurian ide tetapi juga pada pilihan dan susunan kata, gambar, dan tabel, yang menjadi bagian penting dari banyak makalah penelitian. Di bawah tekanan kewajiban untuk menerbitkan artikel ilmiah, beberapa akademisi dan peneliti terjebak dalam pusaran plagiarisme. Mereka menyusun makalah riset dengan menyalin sebagian atau seluruh paragraf dari makalah lain yang sesuai dengan topik riset mereka dan menempelkannya pada dokumen baru untuk dikirimkan ke jurnal yang berbeda dengan mengakuinya sebagai artikel original milik mereka.

Ini adalah kasus yang ekstrem, plagiarisme justru sering terjadi dalam skala yang lebih kecil. Dalam penelitian pertanian misalnya, seorang peneliti melakukan eksperimen pada beras yang hampir identik dengan eksperimen yang dilakukan orang lain pada gandum. Dan alih-alih menjelaskan metode tersebut dengan kata-katanya sendiri, peneliti padi itu menyalin bagian yang relevan dari makalah tentang gandum dan menempelkannya ke dalam makalah yang sedang ditulis tentang padi. ​​Untungnya, plagiarisme semakin mudah dideteksi oleh penerbit karena proses penerbitan riset yang kini berbasis digital.

Setelah penjelasan singkat tentang apa itu plagiarisme, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa pada dasarnya, ‘meminjam’ potongan teks yang diterbitkan di artikel lain dan memasukkannya ke dalam artikelmu tanpa menyebutkan sumbernya adalah bentuk plagiarisme. Oleh karenanya, Kami menawarkan beberapa kiat tentang cara menghindarinya dalam penelitianmu.

Jenis-jenis plagiarisme

Plagiarisme tidak terbatas pada kata-kata saja, memasukkan diagram atau bahkan foto yang diambil dari tempat lain tanpa menyebutkan sumbernya adalah plagiarisme. Begitu pula dengan menggunakan ide atau metode riset orang lain. Hal yang tidak etis bukanlah kegiatan meminjamnya, tetapi meminjam tanpa menyebutkan sumber atau tanpa pengakuan bahwa sejumlah informasi tersebut diambil dari artikel peneliti lain. Bagaimanapun, ilmu pengetahuan pada dasarnya dibangun sedikit demi sedikit, oleh para peneliti yang menambahkan atau memajukan karya rekan-rekan mereka terdahulu.

Sejumlah institusi pendidikan dan penelitian mengkategorikan plagiarisme dalam beberapa jenis berdasarkan:

  • Sumber (plagiarisme diri sendiri (self-plagiarism) termasuk di dalamnya)
  • Tingkat plagiarisme (plagiarisme verbatim melibatkan penyalinan teks asli kata demi kata, sedangkan plagiarisme tersebar atau ‘mosaik’ mengacu pada penyalinan potongan-potongan kecil teks yang muncul di seluruh isi makalah penelitian)
  • Jenis konten yang dijiplak (menyalin gambar, tabel, formula yang secara khusus dikembangkan oleh peneliti lain, dan lainnya.)
  • Niat atau tidak adanya niat (plagiarisme bersifat disengaja ketika orang yang melakukannya dengan sadar atau tidak disengaja ketika orang tersebut tidak menyadari apa yang dimaksud dengan plagiarisme).

Mengetahui jenis plagiarisme tentu penting, namun yang lebih penting adalah bagaimana cara Kamu menghindarinya. Berikut ini adalah beberapa cara untuk menghindari plagiarisme.

  1. Luangkan waktu yang cukup untuk menulis dan merevisi. Alasan paling umum mengapa banyak akademisi melakukan plagiarisme adalah karena menyalin dan menempel lebih cepat daripada membuat teks baru. Menulis tidak hanya sulit tetapi juga membutuhkan proses yang tidak sebentar. Namun perlu diingat bahwa banyak jurnal yang secara rutin memeriksa setiap manuskrip baru untuk memastikan tidak adanya praktek plagiarisme dan jika manuskrip kamu ditolak karena alasan itu, kamu telah kehilangan waktu yang berharga. Oleh karenanya, berusahalah untuk menggunakan kata-katamu sendiri saat membuat catatan dan rujuk catatan tersebut saat menulis artikel ketimbang langsung dari artikel asli. Kamu dapat merujuk artikel asli saat pemeriksaan silang.
  • Gunakan tanda kutip dan sebutkan sumbernya. Mungkin cara termudah untuk menghindari plagiarisme adalah dengan memperjelas bahwa sejumlah teks berasal dari artikel orang lain dengan menggunakan kutipan langsung. Misalnya, “bacalah teks yang rumit, terutama disertasi doktor yang dihasilkan di universitas-universitas Inggris . . . teks-teks tersebut kemungkinan besar ditulis dalam bahasa Inggris akademis yang baik” (Anikina 2021). Saat Kamu melakukan ini, pastikan bahwa kutipan tersebut direproduksi secara persis, kata demi kata. Periksa juga apakah tanda baca asli, huruf miring jika ada, dan ejaan dipertahankan.
  • Parafrase teks asli dengan kata-katamu sendiri dan kutip sumbernya. Ingatlah bahwa mengutarakan kembali ide orang lain dengan atribusi yang tepat bukanlah plagiarisme; namun, Kamu perlu mengungkapkan ide tersebut dengan kata-katamu sendiri. Jangan merujuk teks asli saat menulis, karena akan menyulitkanmu memikirkan kata dan cara alternatif untuk menyusun kalimat dan menyampaikan ide. Untuk memudahkanmu menggunakan kata-katamu sendiri, Kamu perlu rajin membaca, tidak hanya dari jurnal namun juga buku teks. Yang terpenting, pastikan bahwa makna teks asli tidak terdistorsi saat melakukan parafrase.
  • Banyak membaca tentang berbagai topik dan bacalah dari penulis yang baik. Berusahalah untuk menambah kosakatamu dengan membaca berbagai topik. Bacalah buku yang ditulis oleh penulis yang terkenal akan kualitas tulisannya. Hal ini akan membantumu menyerap berbagai konstruksi kalimat serta keragaman dan kekayaan kosakata untuk membantumu memparafrase dengan mudah dan efektif. Waktu yang Kamu habiskan untuk membaca tidak akan terbuang sia-sia. Anggap hal itu sebagai investasi bermanfaat yang akan membuahkan hasil di kemudian hari.
  • Catat rincian bibliografi sumber bacaan secara akurat. Mengutip sumber adalah cara sederhana untuk menghindari plagiarisme, tetapi Kamu juga harus membubuhkan detail bibliografi dari setiap sumber yang Kamu kutip pada bagian daftar Pustaka. Selalu periksa kembali semua kutipan dan referensi yang digunakan.
  • Lakukan pemeriksaan plagiarisme pada naskahmu. Jika Kamu tidak terlalu yakin dengan kemampuanmu untuk menulis atau memparafrasekan kalimat secara efektif, Kamu dapat menggunakan layanan pemeriksaan plagiarisme. Layanan ini akan membantumu mengidentifikasi apakah naskahmu memiliki bagian yang bisa dianggap plagiat sehingga kamu dapay mengambil tindakan yang cepat dan tepat waktu. Misalnya, Layanan Penyuntingan Ilmiah Editage dirancang untuk menawarkan penyuntingan bahasa dan pengembangan tulisan yang berkualitas tinggi. Kamu bisa mendapatkan layanan pemeriksaan plagiarisme tanpa batas selama 12 bulan.

Plagiarisme adalah tindakan yang tidak etis dan hal ini dapat membahayakan karier penelitianmu. Karenanya, jangan sampai tergoda mengambil jalan pintas!